TEMPORIAU.co Duri, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), adalah program prioritas pemerintah Indonesia di era Pesiden RI ke 8, H Prabowo Subianto. yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat, khusus anak-anak sekolah, balita, serta ibu hamil dan menyusui.
Untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Selain meningkatkan Sumber Daya Manusia atau SDM, program ini juga bertujuan memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menciptakan lapangan kerja, dan menstabilkan harga pangan melalui pembelian dari produsen lokal.
Program prioritas pemerintah Presiden dan Wakil Presiden RI, H Prabowo Subianto dan Gibran Raka Bumi Raka ini dilaksanakan pada Senin, 6 Januari 2025 di sejumlah sekolah di Indonesia
Program ini terus berkembang hingga menjangkau ‘Negeri Junjungan’ nama lain dari Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini dilaksanakan awal tahun 2025 lalu, yakni di wilayah daratan Kabupaten Bengkalis, yakni di Kecamatan Mandau, dan Bathin Solapan.
Saat itu, dapur MBG masih dua melayani ribuan siswa di sejumlah sekolah mulai SD, SMP hingga SMA di dua kecamatan.
Adalah Srikandi Group perintis dapur MBG di ‘Negeri Junjungan’ nama lain dari Kabupaten Bengkalis, Riau. Srikandi group yang dapat kepercayaan dari Badan Gizi Nasional (BGN) lewat yayasan terbilang sukses menyediakan hingga mendistribusikan MBG ke ribuan siswa sesuai arahan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan kuota yang telah ditetapkan dari BGN.
“Alhamdulllah, selama Srikandi Group beroperasi melaksanakan dapur MBG berjalan lancar belum ada kendala, dan keluhan dari para siswa, dan guru di tengah tantangan yang tak mudah untuk dilalui,” ujar Hifzil Maulana Sofi, SPPG Mandau, Kelurahan Duri Timur, di suatu perbincangan di Duri, Kecamatan Mandau, di penghujung September 2025 lalu.
Ditegaskan Hifzil, selama awal beroperasi, dan sempat stop sementera karena perubahan regulasi dari pusat, dan mulai 10 september 2025 lalu belum ada ada laporan, dan keluahan berarti, meski sulit memenuhi selera.
“Ke depan, sesuai regulasi nilai gizi bervariasi. Misalnya, Senin hingga Kamis menu (makanan) utama tambah buah, dan Jumat ada tambahan sesuai arahan dari BGN, itu tadi menu bervariatif,” jelas Hifzil.
Untuk kualitas dan kuantitas makanan sebelum didistribusikan kepada siswa, cerita Hifzil, sesuai arahan BGN semua harus diawasi mulai alur barang datang dilakukan quality cintrol (QC) melibatkan ahli gizi, akuntan, dan pengawas lapangan (Aslap).
Setelah itu, kata Hifzil, baru diperbolehkan bahan baku ataua barang tadi masuk ke dalam dapur. Selanjutnya, sekitar pukul 07.00 WIB dilakukan peracikan melibatkan puluhan pekerja tempatan. Berikutnya, baru mulai produksi.
“Ketika proses perancikan bahan buku, dan produksi MBG ruangan dapur harus steril, dan higienis sesuai SOP dari BGN,” terangnya.
Menurut Hifzil, kolaborasi dari semua pihak adalah kunci utama program MBG berjalan dengan baik. Itu sebabnya, kalau Srikandi Group salah dapur MBG sudah menjalankan SOP dan regulasi harus selaras dengan siswa-siswa penerima manfaat harus bersih.
“Pihak sekolah sebagai penerima manfaat harus pastikan siswa-siswa keadaan bersih sebelum menyantap MBG. Makanya penting pihak sekolah menyediakan tempat cuci tangan sesua arahan Kemenkes,” ulas Hifzil.
Masih Hifzil, majelis guru, dan para siswa menyambut positif MBG yang disajikan Srikandi Group. Bahkan untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan terjadi kita data siswa dan siswi yang alergi dengan makanan tersebut dengan menyajikan solusi menu alternatif
Harapannya program ini berjalan dengan baik meski banyak tantangan dan ujian, banyak nilai kebermanfatan, dan bagi anak-anak sangat membantu.
Program prioritas Presiden RI, H Prabowo Subianto ini untuk menghadapi demografi 2045 mendatang. Jadi, sekalipun masih banyak harus dievaluasi kami menerima masukan untuk perbaikan ke depan.
Hifzil menambahkan, terkait sertifikat Koki masih tahap proses, dan sembari berjalan bisa dipenuhi terus dilakukan evaluasi. Catatan-catatan pasti banyak untuk perbaikan.
Mari, ajak Hifzil, kita dukung program MBG dengan cara melihat nilai-nilai positif program ini, seperti kebermanfaatannya sangat membantu siswa karena tidak semua orang tua bisa siapkan makan pagi atau makan siang untuk anak-anaknya.
Selain itu, kebermanfatan dari nilai ekonomi, yakni para pedagang sayur, petani sayur, dan usaha kecil, seperti tempe, tahu dan lainnya bergerak secara ekonomi.
Artinya, tambah Hifzil, dengan program MBG perekenomian masyarakat kecil seperti disebutkan di atas berputar secara perlahan dapat meningkatkan pendapatan per kapita keluarga, sehingga upaya pemerintah untuk menekan angka warga miskin secara per lahan bisa tercapai dengan sendirinya.